Tampil Gaya dengan Perpaduan Pakaian Tradisional dan Modern? Siapa Takut!
Trisula.id, Jakarta (10/4) — Indonesia, negara kepulauan terbesar di dunia yang menyimpan beragam keistimewaan. Ragam keistimewaan tersebut terdiri dari suku bangsa, bahasa, adat istiadat, dan budaya.
Keberagaman budaya di Indonesia tersebar luas dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Setiap daerah memiliki budaya yang mencerminkan ciri khas masing-masing.
Salah satu yang khas adalah pakaian adat tradisional dari masing-masing daerah di Indonesia. Pakaian adat mencirikan setiap daerah dan memiliki model, warna, hiasan, serta motif yang unik.
Perbedaan jenis pakaian adat di Indonesia muncul karena adanya percampuran budaya asli dengan budaya pendatang yang sudah terjadi beberapa tahun yang lalu.
Seperti kebaya, pakaian tradisional dari daerah Jawa ini perkembangannya dipengaruhi oleh akulturasi budaya. Kata kebaya berasal dari bahasa Arab, abaya yang berarti pakaian. Dipercaya bahwa kebaya dulunya berasal dari daerah Tiongkok yang sudah berusia ratusan tahun yang lalu.
Selain kebaya, ada juga pakaian tradisional Indonesia yang tak kalah menarik. Baju bodo, pakaian adat suku Bugis-Makassar, diperkirakan sebagai salah satu pakaian tertua di dunia. Baju bodo sudah dikenal oleh masyarakat Sulawesi Selatan pada pertengahan abad ke-9, jauh sebelum masyarakat Eropa yang baru mengenalnya pada abad ke-17.
Masih banyak lagi ragam pakaian tradisional dari berbagai daerah, termasuk koleksi kain khas Indonesia yang namanya bahkan sudah mendunia. Sebut saja kain batik, kain ulos khas suku Batak, kain songket khas Sumatera, kain tapis dari Lampung, hingga kain tenun ikat dari Flores, Nusa Tenggara Timur.
Di era modern seperti sekarang, pakaian dan kain tradisional ikut mengalami perkembangan dalam dunia mode. Tak hanya digunakan untuk menghadiri acara formal atau merayakan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April mendatang, pakaian tradisional juga telah banyak dikenakan untuk aktivitas sehari-hari.
Awal tahun 2021, tren menggunakan kain batik yang dipadukan dengan pakaian sehari-hari menjadi viral lewat sebuah challenge di platform TikTok. Banyak anak muda yang mengikuti tantangan tersebut dengan mengunggah konten diri mereka bersama teman-temannya yang memadukan pakaian kasual dengan kain batik.
Tidak hanya itu, tren padu padan fashion tradisional dan modern ini juga sempat digaungkan oleh sejumlah influencer tanah air. Tengok saja media sosial Tara Basro, Hannah Al Rashid hingga Nadine Chandrawinata. Ketiganya pernah mengunggah foto diri mereka mengenakan perpaduan pakaian tradisional dengan outfit lain yang memberikan kesan modern.
Untuk mix and match pakaian atau kain tradisional, tak perlu menggunakan bahan yang sama dari atas hingga bawah. Bisa dipadukan dengan busana atau sentuhan aksesoris yang mendukung penampilan agar tetap stylish dan tidak terkesan kaku.
Ada beberapa tips, untuk kamu yang ingin tampil gaya dengan perpaduan pakaian tradisional dan modern:
- Atasan dan bawahan polos serba hitam bisa dikombinasikan dengan long vest bermotif untuk tampilan kasual saat hangout atau sekedar jalan-jalan santai.
- Kain lurik khas Jogja bisa dipadukan dengan celana warna gelap juga leather handbag dan boots untuk tampilan chic dan stylish kamu.
- Untuk pengguna hijab, bisa mengkombinasikan baju bodo lengan pendek dengan baju satin lengan panjang berwarna senada. Jangan lupa padukan dengan celana satin berlapis kain tile untuk membuat look semakin menawan.
- Kain tradisional seperti kain batik atau tenun yang akan digunakan sebagai bawahan bisa dililitkan atau diikat dengan tali. Padukan dengan atasan berwarna polos dan aksesoris seperti kalung bertumpuk atau ikat pinggang untuk menambah kesan modis.
- Unsur tradisional juga bisa dimunculkan dengan mengubah fungsi sebuah benda, misalnya kain tradisional yang digunakan sebagai scarf atau ikat pinggang untuk melengkapi gaya sehari-hari.
Nah, ada yang tertarik untuk memadukan pakaian tradisional dan modern sebagai daily outfit? Selamat mencoba!
Penulis: Seruni Larasati Nirwasita
Editor: Tenggara Adjie Baramesta, Genta Senapati
Sumber: Kompas.com, Rimma.co, Popbela, LINE Today